Memahami Keberadaan Alam Spiritual Secara Intelektual

Banyak orang berdebat tentang keberadaan alam spiritual yang tidak berwujud dan pengaruhnya yang besar terhadap kehidupan kita. Sangat tidak mungkin untuk mengakhiri perdebatan ini dengan menggunakan kecerdasan manusia dan alat penelitian modern.  Penyebabnya adalah bahwa pada kenyataannya alam spiritual berada di luar pemahaman pikiran dan intelek manusia. Oleh karena itu, kita tidak bisa bersikeras untuk mendapatkan bukti melalui instrumen fisik seperti kamera fotografi ataupun peralatan elektronik lainnya.  Alam spiritual hanya dapat diteliti melalui metodologi penelitian spiritual, yang memerlukan indra keenam (ESP) yang aktif. Sayangnya, jarang sekali ada orang yang memiliki indra keenam yang aktif.

Jadi dilemanya, apakah dimensi spiritual benar-benar ada masih belum terjawab di benak kebanyakan orang.

Cara yang disarankan untuk mengatasi dilema ini adalah dengan mengamati hasil penerapan solusi spiritual atas masalah dalam kehidupan.

Mari kita ambil contoh seseorang yang menderita eksim di tangannya yang tidak kunjung sembuh bahkan setelah berbagai dokter spesialis kulit mencoba mengobatinya selama bertahun-tahun. Ilmu pengetahuan modern memandang eksim sebagai sesuatu yang terjadi karena gangguan pada tingkat fisik dan/atau psikologis dan karenanya menganjurkan pengobatan untuk mengatasi gangguan tersebut.

Sekarang mari kita bayangkan orang yang menderita eksim ini menjalani terapi spiritual seperti chanting Nama Tuhan dan segera sembuh.

Fakta bahwa tangannya sembuh adalah sebuah kenyataan, yang terlihat dan tidak dapat disangkal oleh semua orang. Sekarang sampai pada langkah selanjutnya, bagaimana kita menjelaskan kesembuhannya?

Karena satu-satunya faktor baru atas kesembuhan tanganya adalah pengobatan spiritual, maka dengan intelek kita dapat menyimpulkan bahwa kesembuhannya adalah karena terapi spiritual tersebut. Karena terapi spiritual bekerja di tingkat spiritual, maka dapat disimpulkan bahwa akar penyebab eksim melampaui faktor fisik dan/atau psikologis, yaitu pada tingkat spiritual. Oleh karena itu hanya pengobatan spiritual yang bisa menyembuhkannya.

Maka dari contoh seperti di atas, kita dapat memahami secara tak terbantahkan bahwa alam spiritual itu ada, meskipun kita tidak dapat melihat atau merasakannya karena kurangnya kemampuan indra keenam (ESP) kita.

Dengan bijaksana kita dapat memahami bahwa hanya 2% dari alam spiritual yang dapat dipahami melalui kecerdasan kita. 98% hanya dapat dialami oleh indra keenam kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *