APA MANFAAT SPIRITUAL DARI MENGORBANKAN NYAWA SENDIRI UNTUK MENYELAMATKAN ORANG LAIN?

Di masa sekarang ini ketika keegoisan merajalela dan terjadi penurunan persatuan dan etika sosial secara umum, bahkan juga terjadi dalam keluarga, sangat tidak biasa kita mendengar cerita tentang kepahlawanan yang bertindak demi orang lain dan tidak mementingkan dirinya sendiri.

Kejadian terakhir yang kita lihat, ketika petugas pemadam kebakaran Jepang dengan rela mengekspos diri pada tingkat radiasi yang tinggi, bahkan mematikan ini demi melindungi sesama warga mereka, mengagumkan dan cukup menginspirasi.

(AP Photo/Tokyo Electric Power Co. via Kyodo News)

(Foto AP/Tokyo Electric Power Co. Via berita Kyodo)

Kita spontan bertanya – tanya apakah kita akan mampu melakukan hal yang sama seperti mereka dalam situasi tersebut? Ini juga membuat kita bertanya-tanya berapa banyak manfaat spiritual yang diperoleh dengan tindakan ini, karena ini adalah pengorbanan yang cukup tinggi yang dilakukan dan orang akan menebak itu adalah pengorbanan yang sangat berharga di dalam hukum semesta. Pengorbanan yang serupa sering diharapkan dari beberapa profesi lain seperti polisi atau tentara, di mana seseorang harus mengorbankan nyawa demi tugas, bangsa, dll.

Kita dapat melihat tindakan ini dari dua sudut yang juga merupakan dua alasan mengapa kita dilahirkan: sudut hukum karma, dan sudut pertumbuhan spiritual di jalan menuju realisasi Tuhan.

Hukum karma cukup rumit, dan ada banyak parameter yang mempengaruhi jumlah kebaikan atau keburukan yang diciptakan. Dari semua parameter ini, yang paling penting adalah niat di balik tindakan itu sendiri dan ini yang menentukan manfaat apa yang diperoleh seseorang dari mengorbankan nyawa.

Jika niat orang tersebut mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan satu orang atau anggota keluarganya, maka akun karma tercipta, yaitu orang yang dia selamatkan atau anggota keluarga yang dia selamatkan akan berhutang padanya. Satu-satunya kasus ketika mereka tidak akan berhutang padanya adalah jika melalui tindakan ini dia hanya membayar hutang dari kehidupan sebelumnya kepada orang itu atau keluarganya. Dalam hal ini, akun karma diselesaikan.

Sebaliknya jika niat seseorang mengorbankan hidupnya untuk tujuan kolektif, untuk masyarakat atau bangsa, maka ia memperoleh pahala yang ia akan dikumpulkan baik di surga atau di kehidupan berikutnya. Namun dari sudut kemajuan spiritual, dalam kedua kasus ini karma sedang dibuat atau diselesaikan, sehingga orang tersebut tidak memperoleh kemajuan spiritual dari tindakan tersebut.

Kita mungkin bertanya-tanya mengapa orang tersebut tidak memperoleh manfaat spiritual sepenuhnya dari pengorbanan sebesar itu? Agar jiwa yang diwujudkan bisa mencapai realisasi Tuhan, seseorang harus mencapai kualitas-kualitas Ilahi dan memurnikan semua tubuhnya, termasuk tubuh fisik, tubuh mental, intelek dan ego. Mengorbankan hidup sama dengan mengorbankan keterikatan pada tubuh fisik, tetapi seseorang juga perlu mengorbankan keterikatan pada semua kesan/impresi dalam pikiran, intelek, dan egonya sendiri. Hanya dengan begitu kita dapat mengalami sifat Ilahi batin kita.

Tidak diragukan lagi, kita memperoleh keuntungan dengan berjuang , berkorban dan bekerja untuk kepentingan orang lain. Orang yang melakukan pekerjaan atau berkorban untuk masyarakat atau komunitasnya dengan niat yang benar memperoleh pahala. Namun ketika pengorbanan kita untuk orang lain digabungkan dengan latihan spiritual seperti chanting, melakukan pelayanan untuk tujuan spiritual, mengembangkan cinta spiritual, menyerap kualitas para seeker yang sejati (seekership) dan mengembangkan emosi spiritual, ini memberi kita manfaat spiritual tambahan dan membawa kita lebih dekat kepada Yang Ilahi.

__________________

Baca lebih lanjut:

Tentang Karmayoga

Pengorbanan sebagai tahap dari salah satu latihan spiritual

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *