Halloween meningkatkan kecenderungan diserang hantu
Tanggal 31 Oktober di dunia barat diperingati sebagai hari Halloween. Pada malam Halloween, orang dewasa dan anak-anak berdandan sebagai makhluk dari neraka (hantu, iblis, zombie, penyihir, goblin), menyalakan api unggun, dan menikmati pertunjukan kembang api yang spektakuler. Rumah-rumah dihias dengan ukiran labu atau lobak yang menjadi wajah-wajah seram dan hiasan lainnya. Beberapa dekorasi halaman yang paling populer adalah jack-o’-lanterns, orang-orangan sawah, penyihir, lampu berwarna oranye dan ungu, dekorasi tiup seperti laba-laba, labu, mumi, vampir, dan makhluk mengerikan lainnya. Dekorasi populer lainnya yaitu batu nisan dan gargoyle yang terbuat dari busa.
Perayaan seperti ini berbahaya dari sudut pandang spiritual. Alasannya adalah :
- Hukum dalam sains Spiritual menyatakan bahwa ‘kata, sentuhan, bentuk, rasa, bau dan energinya yang terkait berdampingan’. Sehingga dimana ada kata ‘Tuhan’, energi ilahi dari Tuhan juga hadir. Itulah mengapa kita merasa lebih baik setelah menyebut Nama Tuhan atau berdoa kepada-Nya. Demikian pula dimana ada nama dan bentuk hantu (setan, iblis, energi negatif, dll.), energi yang merugikan juga ada. Karena bentuk dan warna dekorasi dan kostum perayaan halloween menyerupai hantu, benda tersebut menjadi antena (saluran frekuensi serupa) untuk menarik energi negatif yang mengganggu. Energi tersebut menguras kita secara fisik maupun emosional, intelektual dan spiritual.
- Perayaan seperti ini penuh dengan komponen dasar halus raja dan tama karena sifat dari kostum, warna dan tema perayaannya. Misalnya, warna hitam dapat menarik hingga 70% dari semua getaran negatif di lingkungan sekitar dan merupakan warna yang paling tamasik dari semua warna. Karena hantu juga dominan raja dan tama, mereka tertarik pada raja dan tama yang dihasilkan dari perayaan ini. Oleh karena itu, perayaan seperti ini penuh dengan kehadiran hantu. Peningkatan vibrasi raja dan tama pun menambah kecenderungan masyarakat untuk dirasuki hantu.
- Pada tingkat masyarakat, karena raja-tama yang meningkat sebagai akibat dari kegiatan Halloween di seluruh negeri, semua orang terkena dampak buruk. Efek merugikan dari frekuensi raja-tama ini terlihat dari meningkatnya kegelisahan, depresi, kelelahan, lekas marah, peningkatan perilaku negatif seperti vandalisme, dll.
______________________
Baca lebih lanjut:
Bentuk Tuhan direndahkan dalam Halloween
Perspektif spiritual tentang Halloween
Pengantar gaya hidup hidup sattvik
Recent Comments