Hidup seperti “tamu”
Peran kita dalam kehidupan seharusnya sebagai “tamu”
Kita harus menyadari bahwa kita hanyalah tamu di dunia ini dan harus kembali ke rumah kita lagi. Bagaimanapun makanan yang disiapkan oleh nyonya rumah, tamu selalu menghargainya. Apa pun pengaturan yang dibuat untuknya, dia menerima dengan senang hati. Demikian pula, kita harus dengan senang hati menerima suka dan duka dalam hidup kita. ‘Seimbang dalam menerima suka dan duka’, karena jiwa yang berwujud ini adalah tamu dalam kehidupan ini; tempat tinggal permanen kita adalah di kaki Tuhan. Chanting adalah sarana untuk mengingat-Nya terus menerus. Di rumah, kita marah, bertindak keras kepala atau menunjukkan ketidaksenangan kita, demikian juga ketika bertengkar, keras kepala untuk selalu mengingat Tuhan.
Setelah menyelesaikan masa tinggalnya, seorang tamu mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang dan bersukacita pada saat pulang kembali ke rumah. Demikian pula, jiwa yang bertubuh harus bersukacita saat meninggalkan tubuh, karena akan kembali ke rumah.
– Y.M. Bhaktaraj Maharaj
[Dari “Ajaran Y.M. Bhaktaraj “, disusun oleh Dr. Jayant B. Athavale dan Dr (Ibu) Kunda J. Athavale]
Recent Comments